Pahami Kendala Ini Saat Bangun Rumah di Tanah Miring

Avatar photo

S. Ikrar

Pahami Kendala Ini Saat Bangun Rumah di Tanah Miring

Banyak individu dan negara memilih untuk mendirikan rumah di area tanjakan atau lereng, mungkin dengan tujuan menikmati pemandangan menakjubkan atau menghindari risiko bencana alam di dataran rendah seperti banjir atau tsunami.

Wilayah perbukitan seringkali menjadi tempat favorit bagi banyak orang untuk mewujudkan rumah idaman mereka. Namun, mendirikan rumah di tanah yang miring tentu saja memiliki sejumlah tantangan, yang utamanya dipengaruhi oleh kemiringan lereng dan posisi tanah apakah berada di bagian atas atau bawah lereng.

Berdasarkan informasi dari Legal Eagle Contractors, pada Rabu (11/10/2023), gradasi kemiringan memiliki dampak signifikan. Jika kemiringannya kurang dari 10%, risikonya dianggap rendah dan relatif mudah untuk dikerjakan.

Namun, kemiringan antara 11-20% dianggap moderat, sedangkan lebih dari 20% dianggap cukup curam. Tingkat kemiringan yang melebihi 15% dapat meningkatkan biaya konstruksi secara signifikan karena kompleksitas dan risiko yang terlibat.

Dari perspektif posisi lahan, jika tanah berada di bagian atas lereng, di mana bagian depan bangunan akan lebih tinggi daripada bagian belakangnya, konstruksinya akan lebih menantang dibandingkan dengan tanah yang menurun. Lahan seperti ini mungkin membutuhkan pemotongan dan pemindahan material seperti batu dan tanah.

Selain itu, ada beberapa aspek lain yang harus dipertimbangkan saat membangun di tanah miring:

1. Kosten dan Konstruksi Pondasi Ekstra

Walau memungkinkan membangun rumah dengan kemiringan hingga 50%, biaya untuk pondasi di tanah miring biasanya lebih mahal daripada di tanah datar. Bahkan di kemiringan moderat, mungkin diperlukan penggalian ekstra, lebih banyak beton, dinding penahan, serta perencanaan khusus untuk sistem drainase dan septic tank.

Proses konstruksi juga akan memerlukan waktu yang lebih panjang untuk memastikan bangunan memenuhi standar dan aman untuk ditempati, yang tentunya berarti biaya tambahan untuk tenaga kerja dan material.

Baca Juga:  Panduan Agar KPR Kamu Aman dan Terhindar dari Penyitaan

2. Pengelolaan Air dan Limbah

Salah satu aspek penting dari membangun di tanah miring adalah mengatur aliran air agar tidak merusak properti sekitarnya. Misalnya, memastikan aliran air hujan tidak menyebabkan banjir di jalan, atau memastikan dinding penahan tahan terhadap air dan memiliki drainase yang baik.

Sistem drainase seperti selokan dan gorong-gorong harus dirancang dengan baik untuk mengelola air hujan. Alternatif lain adalah membuat area peresapan, di mana lubang dikeruk dan diisi material kasar untuk memungkinkan air meresap kembali ke dalam tanah.

Jika rumahmu memiliki basement di area dengan level air tanah yang tinggi, ada risiko terjadinya kebocoran. Cara mengatasinya antara lain dengan membuat saluran air di bawah pondasi atau menggunakan pompa air bawah tanah yang berfungsi dengan baik.

Selanjutnya, penanganan limbah bisa menjadi masalah, tergantung pada posisi rumahmu terkait sistem pembuangan. Jika sistemnya naik, mungkin diperlukan pompa. Sementara jika sistemnya menurun, mungkin diperlukan instalasi untuk melambatkan aliran air agar tetap dalam batas kecepatan yang aman.

3. Sisa Material & Zona Kerja

Ketika membangun, sering kali tanah perlu dipotong dan sisa material tersebut harus dikelola, entah dengan diangkut atau disimpan di dekat lokasi untuk keperluan lain. Area kerja juga dibutuhkan untuk peralatan, kendaraan, dan pengiriman material. Hal ini mungkin memerlukan investasi tambahan.

4. Akses ke Lokasi

Apabila lahan yang kamu miliki memiliki banyak kontur atau melengkung, pastikan ada akses yang aman, terutama jika daerah tersebut menjadi licin dan berisiko saat cuaca buruk. Kemungkinan diperlukan investasi lebih untuk memastikan aksesibilitas properti.

5. Ketidakrapihan di Area Kerja

Selama proses pembangunan, area sekitar mungkin tampak kacau akibat aktivitas konstruksi. Hal ini bisa mempengaruhi estetika lingkungan sekitar, dan memerlukan waktu untuk memulihkannya agar tampak menarik lagi.

Baca Juga:  Panduan Memilih Pengembang Properti yang Terpercaya: Jangan Sembarangan!

6. Karakteristik Tanah

Jangan abaikan jenis tanah di lahan miring. Meskipun tanah granular seperti kerikil atau pasir mungkin memiliki drainase yang baik dan dapat menopang beban, tanah dengan kandungan liat yang tinggi mungkin berisiko bagi pondasi rumah. Tanah liat bisa mengembang ketika basah atau beku, yang mungkin memerlukan solusi teknis atau penambahan tanah dengan karakteristik berbeda. Selain itu, keberadaan batuan besar di permukaan juga bisa menimbulkan tantangan, khususnya untuk sistem drainase dan septic tank.

7. Desain Lanskap

Lahan yang miring memerlukan pendekatan kreatif dalam penataan lanskap. Kamu bisa mempertimbangkan menanam tanaman merambat seperti English Ivy atau tanaman yang tumbuh di celah-celah seperti phlox. Alternatif lain adalah menambahkan fitur seperti air terjun buatan atau pot tanaman untuk memperkaya tampilan.

Bagikan

Tags

Rekomendasi